Kamis, 26 Februari 2015

Bukan aku tak sayang

Untuk kamu, seseorang di masa lalu

Sayang, dengarkan aku.
Bukan aku tak sayang (lagi) pada mu dengan aku menolak ajakan balikan mu
Bukan aku tak ingat bagaimana setia nya kamu
Bukan aku tak tahu bagaimana rasa sayangmu untukku

Tapi
Aku menolak mu karena aku tak ingin menyakiti mu untuk kedua kalinya
Rasa cinta dan sayang mu terlalu besar untuk aku sia-siakan

Ketika berbicara dengan mu, rasanya ingin aku mengiyakan keinginanku.
Tapi jalan dan konsekuensi yang harus kita jalani bukan hari ini saja sayang.
Kita harus menyusuri jalan yang panjang dimasa depan.

Jadi sayang, tolong jangan patah hati terlalu dalam
Sejujurnya aku tidak pernah rela ketika harus berpisah dengan mu
Aku tidak pernah baik-baik saja ketika setiap kali menolak ajakan balikan dari mu
Jika takdir tak menyetujui kita bersama, mungkin aku saja yang lemah karena tidak mau beresiko

Bukan aku tak sayang (lagi) padamu tapi aku tak mau menyakitimu lagi.

Minggu, 22 Februari 2015

bunga tidur

jika mimpi adalah bunga tidur, mungkin mimpi mengenai kamu sudah jadi perkebunan karena terlalu seringnya aku bermimpi mengenai kamu.

Salam rindu

Aku

Selasa, 17 Februari 2015

Rindu (lagi)

Kamu tau apa yang aku takutkan saat malam tiba?
 
Rindu
Ya, dia menakutkan sekali untukku
Rindu padamu yang semakin menebal

Kamu,
ya rindu ini memang mengenai kamu 

Rindu penenanganmu saat aku menangis malam malam
Rindu nasehatmu yang terkadang tua sekali
Rindu kata kata pahitmu tapi membangunkanku dari dunia khayal
Rindu Lampu kota, lampu jembatan yang kita nikmati malam hari dari ketinggian
Rindu memarahimu, mengomelimu dan kamu hanya tertawa
Rindu obrolan kita
Rindu
Saat aku bisa menyandarkan tubuhku di punggungmu lalu ku menghela nafas panjang. Hal itu tak menyelesaikan masalahku tapi membuat aku semangat dan tak merasa sendiri.

Kamis, 12 Februari 2015

Aku Pulang

Pagi ini aku beranjak dari kota mu
Pulang ke kota ku
Bukan aku tak suka kota mu
Bukan
Tapi kota mu terlalu kosong tanpa hadirmu

Pagi ini
Saat mobil Cipa*ganti membawa ku pulang
Doa ku, semoga secepatnya kamu membawaku kembali ke sini

Aku pulang
Menunggumu menjemputku di kota ku

Selamat pagi, semangat menjalani hari pendidikan mu
Semoga kamu selalu sehat dan diberikan kelancaran

Selasa, 10 Februari 2015

Selamat pagi

Selamat pagi
Menghirup udara hangat kota mu lagi
Menapaki lengangnya kota mu saat matahari baru terbangun
Mentari pagi orange bulat besar, berwarna indah dan tak menyakiti kulitku

Selamat pagi
Kota mu menyambutku dengan ramah
Kota mu mengucapkan selamat pagi dengan lembut
Tetapi kota mu tak sehangat kopi pagi jika tanpa mu

Selamat pagi
Aku dikota mu tetapi hanya berteman kenangan
Menyusuri tempat tempat yang pernah kita singgahi
Tersenyum sambil menggetarkan doa
"Semoga aku dan kamu bisa kembali mengunjungi tempat ini bersama"

Selamat pagi
Taukah kamu
Sambutan selamat pagi dari orang orang terdekatmu sambil bertanya
Apakah kamu jadi calonku?
Aku hanya menjawabnya dengan senyuman,
Dan meng-amin-kan di dalam hati

Selamat pagi
Untuk kamu yang sedang dikota Ma*gelang
Semangatlah menjalani hari ini
Tak perlu cemas, kota mu masih terjaga dengan indah

Sabtu, 07 Februari 2015

Eks

Hei kamu yang sedang ditempa pendidikan, izinkan malam ini aku tak membicarakan mu.
Aku ingin mengistirahatkan otak ku dari kamu.
ingin mengistirahatkan rindu ku.

Sial
malam ini aku melihat ava terbaru my eks
satu satu nya orang yang sekarang jadi saingan mu jika aku membicarakan jodoh
aku tergoda menghubunginya lagi
maaf, tapi aku tak bisa begitu saja mengindahkannya ketika dia mengupload foti terbarunya
Terlalu gan*teng =^_^=

Dia, orang yang mencintaiku saat cintaku padanya bahkan tak sampai sejengkal
Dia, orang yang bersabar atas segala sikap semena mena ku
Dia, orang yang membiarkanku bermain sendiri sementara dia memantaskan diri
Dia, laki laki pertama yang membawaku ke hadapan orang tua nya

Bahkan ketika segalanya tentang kami usai
Dia tak menghapus harapan
Beberapa minggu lalu, dia meminta ku kembali saat cita citanya terwujud
Aku terhenyak, diam

Kamu tau siapa artis yang paling aku tak mau lihat di tv
Raf*fi Ah*mad
Artis itu mengingatkan pada dia
Mirip dia

Kamu, walau doaku tak setiap hari mengucap namamu
Tapi ada saat saat dimana waktu aku berdoa sangat dalam untukmu
Semoga cita cita mu terwujud

Jumat, 06 Februari 2015

"dipaksa" oleh takdir

Seharian ini aku memikirkan takdir.
Dari awal kita bertemu sampai terpisahkan sementara waktu lagi.
Apakah kamu mengingatnya?
Oke, mari berbincang sebentar bagaimana kita sudah "dipaksa" oleh takdir.

Awal pertemuan.
Lokasi : di kota mu
Waktu : september 2012
Antara bulan juli-agustus aku dipenatkan dengan persiapam penyambutan adek adek mahasiswa baru serta keberangkatan ku untuk oral presentation di Bali dan olimpiade di Padang.
Aku ingat sekali sms mengenai acara yang akan diadakan di kota mu itu masuk ke hp ku siang haru. Aku sedang rapat dengan panitia penyambutan maba jurusan ku. Tak ku hiraukan isi smsnya. Selain karena perhatian ku yang sedang terfokus ke hal lain, aku pun berfikir ulang jika acaranya diadakan diluar kota. Aku takut fisik ku drop padahal akan ada agenda di Bali dan Padang.
Beberapa hari kemudian, sms dari teman jurusan tetangga mengingatkan akan acara di kota mu itu. Aku utarakan bahwa dari organisasiku kemungkinan tidak akan ada yang berangkat. Semua sedang ada agenda masing masing. Biasanya jika begitu, teman teman dari jrusan lain akan memaklumi dan mengakhir pembicaraan. Tapi lain saat itu, teman ku membujukku untuk ikut. Dia berkata padaku "mba, ini acara nasional. Kata pihak rektorat ini acara yang sangat bagus. Sayang kalau dilewatkan. Saya pun nanti berangkat langsung dari luar kota karena sedang ada agenda lain". Aku terdiam membaca sms itu. Berfikir bahwa mungkin ini memang acara penting. Akhirnya aku balas pesan dari teman tersebut bahwa aku akan mengusahakan ikut dan mendelegasikan kewajiban ku yang lain ke wakil ku.
Hari persiapan keberangkatan, 10 orang perwakilan univ berkumpul dan aku baru dapat jadwal mengenai seleksi akhir olimpiadeku, agenda yang sebelumnya sudah aku rencanakan. Aku sudah berfikir bahwa aku tidak akan berangkat. Aku akan minta sharing informasi pada teman teman jurusan lain yang berangkat. Tapi niatku kembali gagal. Pihak univ tidak memperkenankan aku untuk tidak ikut acara ke kota mu itu. Aku bahkan dibantu untuk mengikuti seleksi olimpiade lebih cepat agar aku bisa mengikuti acara di kota mu itu. Acara dimana univ mu yanh menjadi tuan rumah.
Akhirnya aku berangkat ke kota mu. Takdir yang menggerakkan orang orang sekitar ku untuk menemuimu. Dan akhirnya kita bertemu dalam acara tersebut. Saat itu aku tak menyadari akan sosok mu, barulah saat lintingan acak nama anggota kelompok diskusi membuat kita satu kelompok, aku tahu mengenai kamu.
Bertemu, berkenalan tapi sayang aku tak mengingatmu. Ya, aku memang payah dalam mengingat orang. Maaf.

Komunikasi pertama
Komunikasi pertama kita mungkin bukan hanya takdir yang memaksa tapi memang ada usaha dariku untuk mengingat siapakah orang yang tertulis namanya di stiker pintu lemari ku.
Saat salam diujung shalat ashar, mataku tiba tiba tertuju pada stiker namamu. Padahal stiker itu memang sudah lama tertempel disana. Aku mencoba mengingat kamu yang dimana dari sekian banyak orang baru yang aku kenal di acara itu. Aku tak mengingatmu. Aku sempat menyimpan beberapa nomor teman baruku, berharap ada namamu di kontak hp ku. Yeee, ternyata ada namamu. Iseng, aku coba kirimkan pesan kepadamu. Berbasa basi menanyakan kabar, padahal aku tak mengingatmu sama sekali. Hahaha... bodoh. Percakapan kita berlanjut dengan percakapan via whatsaap. Akhirnya aku mengetahui wajahmu, walaupun aku tak mengingatmu kapan saja aku berinteraksi dengan mu saat acara dulu. Setelah itu komunikasi kita terputus. Aku saat itu habis patah hati dan beberapa saat kemudian memiliki pacar. Komunikasi kita terhenti diakhir sampai awal tahun 2013.

Komunikasi kedua
Juli 2014
Aku mendapatkan kabar adikku diterima di univ mu. Waw, kejutan takdir lagi. Padahal itu benar benar bukan rencana adikku. Adikku lebih ingin kuliah di univ ku. Hahaha.... tapi takdir memiliki rencana lain. Adikku 3 kali ujian tetapi tidak diterima di univ ku, sedangkan ke univ mu 1 kali ujian langsung masuk. Sekeluarga berencana mengantar adikku ke kota mu. Aku tak berniat mengusikmu lagi. Toh kita sudah lama tidak berkomunikasi, walau memang saat itu aku sudah mengingatmu. Kembali orang orang sekitarku menyeretku untuk kembali berkomunikasi dengan mu. Sudah mencoba menghubungi semua teman ku di kota mu, ya terkecuali kamu tentunya. Tetapi mereka sedang memiliki kesibukan sendiri. Akhirnya, ku beranikan diri menghubungi mu lagi. Ku kirim pesan singkat, berharap pesan itu tidak failed dan yeeee ternyata terkirim. Yes, no mu masih aktif. 1 jam, 2 jam hingga setengah hari tak ada balasan darimu. Oke, saat itu aku menyerah. Mungkin memang harus mengurus administrasi sendirian di univ mu.
2 hari kemudian, hp ku berdering. Muncul namamu dilayar hp ku. Aku malas mengangkatnya, malas berbasa basi karena memang aku sudah berniat tidak minta tolong pada siapapun. Harapanku sudah menguap kemarin saat pesan ku tak dibalas. Tapi sayang, ibu ku ngomel dan menyuruh aku menelepon balik kamu. Hahaha... oke, aku tak bisa membantah jika ibuku yang meminta. Komunikasi dengan mu akhirnya terjalin lagi.

Dipertemukan kembali
bulan juli akhirnya kita bertemu lagi. Dan ternyata memang kamu membantu segalanya buat aku dan adikku. Bersyukur bertemu dengan mu lagi, tapi sayang saat itu aku hanya mengantar adikku, tidak berniat menetap dikota mu. Sehingga kita berpisah lagi saat aku pulang.
aku tak merencanakan kejadian yang akan terjadi beberapa minggu kemudian.
entah kenapa, berbagai alasan (yang pasti bukan alasan karena kamu) membuat aku meminta pindah tempat kerja. Aku meminta penempatan kerja ku di kota mu, dan saat itu aku keukeuh untuk bekerja di perusahaan itu. Padahal orang tua ku sudah merencanakan pekerjaan lain di kota ku. Tapi entah keberanian darimana, entah alasan apa, aku tetap bersikeras untuk bekerja di perusahaan yang ada dikotamu. Mungkin itu salah satu paksaan takdir juga.
Kita bertemu lagi dan saat itu aku benar benar merepotkanmu. Kamu menjadi tuan rumah yang baik sekali, tak jarang aku merasa tidak enak padamu.

Ingatkah kamu saat malam hari, selepas aku pulang kerja. Diperjalanan pulang kamu bertanya kepadaku "kenapa kamu bisa bisanya ada di kotaku? Kok bisa? Kamu emang berencana ke sini? Orang tua mu kan sudah merencanakan hal lain mengenai pekerjaanmu". Malam itu aku hanya mengangkat bahu tak tahu dan tertawa. Ya, karena memang aku sendiripun tidak tahu mengapa tiba tiba bekerja dikotamu.

Malam ini aku menemukan jawabannya, karena aku "dipaksa" oleh takdir untuk bertemu dengan mu lagi. Mengenal lebih jauh bahkan berbincang mengenai masa depan lebih leluasa.

Aku berharap dan berdoa, semoga takdir mempertemukan kita lagi. Bulan agustus tahun ini aku berharap bisa bertemu dengan mu (jika Tuhan menginginkan aku bertemu dengan mu lebih cepat, aku akan senang menerimanya)

Semoga harimu di pendidikan menyenangkan, tetap sehat dan semangat mas.
Rapalan doaku akan selalu menyelipkan namamu.

Kamis, 05 Februari 2015

pertemuan pertama

Malam ini aku tak akan bicara soal rindu.
bukan tak merasakannya, tp si rindu itu sudah terlanjur masuk ke peredaran sistemik ku, kemudian bereplikasi di sel sel otak ku.
Mengatakan bahwa aku rindu kamu hanya akan membuat detik berhenti dan pertemuan kita akan semakin lama.
Tidak.
Aku tidak ingin itu terjadi, jadi aku akan membungkam rindu dan membiarknnya bereplikasi di otak ku kemudian menjalar ke hati ku.
Akan kubiarkan dia semaunya.

Malam ini aku ingin mengingat pertemuan pertama kita
Saat itu tahun 2012. Ya aku ingat betul tahun itu dan aku tahu kamu pun sama mengingatnya.
Kita dipertemukan di acara mahasiswa se provinsi.
Hari pertama hingga menjelng hari terakhir, aku bahkan tidak tahu bahwa aku satu kelompok dengan mu.
Berdiskusi berita politik dan tanah air yang terbaru dengan para wakil rakyat dari senayan.
Baru saat outbond aku menyadari hadirmu.
Yap. Bersyukur kita diberikan permainan yang ada harus ikat mengikat talu.
Jangan tanya aku, bahkan saat SD pun ekskul pramuka aku tak pernah bisa mengingt sandi morse. Apalagi terampil ikat mengikat seperti yang kau lakukan saat itu.
Aku kagum pada kelincahan kamu dan bersyukur aku satu kelompok dengan mahasiswa yang terampil dalam hal itu, salah satunya kamu.

Setelah itu, kita terpisah lagi.
Tak ada kenangan yang aku ingat tentang dirimu, terkecuali permainan tali menali itu.
hahaha
Hingga ketika sampai dikosan, aku mendapati stiker nama mu tertempel di bajuku.
Keningku berkerut, ini nama siapa?
Mencoba mengingat tapi dasar aku pelupa.
Ya sudah, aku biarkan saja stiker nama mu dan aku tempelkn di pintu lemari.

Tahun 2014 ternyata kita dipertemukan lagi
Dan sekarang, jangan tanya bagaimana aku mengingatmu.
Aku bahkan hapal gerak gerik mu, ketawa jahil mu atau raut muka serius mu.

Semoga kita cepat diberikan kesempatan untuk berbincang lagi
ada banyak hal yang ingin aku sampaikan
setiap hari aku berbicara seolah aku sedang berbicara dengan mu
semoga tidur mu nyenyak dan besok semangatmu kembali penuh untuk menjalani pendidikan